Inilah 5 Misteri kekayaan dukun jagal Muhyaro
Muhyaro alias Mbah Muhyando (41) bikin geger warga Kampung Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tewas bunuh diri dengan menyeret anggota Resmob Polda Jateng AKP Yahya R Lihu ke jurang, aksinya sebagai dukun pengganda uang mulai terungkap. Namun, darimana dia mendapatkan kekayaan yang tiba-tiba, warga masih heran.
Banyak sisi misterius Muhyaro yang belum terungkap. Termasuk bagaimana cara dia mengelabui para korbannya dengan iming-iming menggandakan uang. Selama ini, dia dikenal sebagai petani sederhana yang tinggal di lereng Gunung Sumbing.
Belakangan, rumahnya dibangun menjadi lebih besar dan terhitung mewah dibanding rumah warga di kampung Petung.
Hingga kini polisi masih menyelidiki identitas korban selain Dosen Undip Yulanda Rafin yang juga anak guru besar Fakultas Hukum Undip Semarang Prof Dr Barda Nawawi. Pengakuan warga pun bermacam-macam, termasuk misteri asal muasal kekayaan Muhyaro.
Berikut 5 misteri kekayaan Muhyaro seperti dituturkan para tetangganya:
Bangun rumah mewah
Untuk ukuran rumah di Desa Ngemplak, rumah Muhyaro terbilang mewah. Tidak hanya dari bentuk bangunan fisiknya berupa tembok tapi isinya berupa perabotan mewah.
Menurut pengakuan beberapa warga, kekayaan Muhyaro meningkat pesat sejak 2-3 tahun terakhir, terutama sejak dia membangun rumahnya. Beristri tiga, Muhyaro belakangan jarang bergaul dengan warga dan kerap menerima tamu di malam hari.
Beli perabotan dan mebel mewah
Untuk melengkapi isi rumahnya yang mentereng, Muhyaro diketahui membeli berbagai perabotan elektronik termasuk mebel mewah dari kayu jati.
Sekretaris Desa Ngemplak Hisyam Ali Toyib (47) mengatakan, Muhyaro memang kaya mendadak. "Dulu biasa saja kondisinya. Sekitar dua sampai tiga tahun terjadi perubahan yang drastis. Masyarakat sini sempat heran hasil dari apa?" ungkapnya.
Punya 3 mobil
Setelah Muhyaro membangun rumah mewah, warga semakin terheran-heran saat mantan petani sayur itu memiliki tiga mobil.
Tiga mobil yang dimiliki Muhyaro adalah Suzuki Futura hitam, Suzuki Katana hijau, dan Kijang Innova silver. "Masyarakat heran hasilnya dari apa. Petani biasa kok bisa hidup mewah," tutur Zamroni warga Desa Ngemplak.
Ketiga mobil itu kini sudah disita polisi karena dicurigai dari hasil tipu-tipu praktik penggandaan uang.
Punya 3 sepeda motor dan hobi motocross
Selain memiliki tiga mobil, Muhyaro juga diketahui memiliki tiga sepeda motor. Setahun terakhir, tetangga Muhyaro terheran-heran dengan perubahan gaya hidup si dukun jagal. Biasanya Muhyaro bercocok tanam, tetapi sejak punya banyak motor, Muhyaro jadi hobi motocross.
"Bahkan, dia tidak lagi pergi ke sawah. Setiap hari Minggu ke daerah Sambung, Magelang melakukan hobi barunya. Setelah kaya mendadak dia punya hobi baru main trek-trekan (motocross). Wong sepeda motornya saja ada tiga," ungkap Zamroni (40) teman sepermainan yang tinggal satu desa di Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jateng.
Bayar buruh untuk mencangkul kebunnya
Satu lagi gaya hidup Muhyaro yang berubah. Setelah kaya mendadak, dia tidak pernah lagi mengurusi kebun sayurnya.
Dulu Muhyaro sering pagi-pagi buta pergi ke kebuna untuk bekerja. Saat ini, Belakangan dia lebih sering di rumah. Muhyaro lebih memilih menyewa buruh tani yang diambil dari saudara atau tetangganya sendiri. Bahkan Muhyaro berani membayar buruh itu lebih dari harga pasaran di desanya.
"Susahnya masyarakat, cara (Muhyaro) mburuhi macul (nyangkul). Paling tidak buruh macul sehari dibayar Rp 20 ribu sampai 25 ribu. Tapi sama Muhyaro bisa bayar lebih antara Rp 50 ribu sampai 60 ribu," ungkap Sekretaris Desa Ngemplak Hisyam Ali Toyib (47).
Sumber : Merdeka.com
Banyak sisi misterius Muhyaro yang belum terungkap. Termasuk bagaimana cara dia mengelabui para korbannya dengan iming-iming menggandakan uang. Selama ini, dia dikenal sebagai petani sederhana yang tinggal di lereng Gunung Sumbing.
Belakangan, rumahnya dibangun menjadi lebih besar dan terhitung mewah dibanding rumah warga di kampung Petung.
Hingga kini polisi masih menyelidiki identitas korban selain Dosen Undip Yulanda Rafin yang juga anak guru besar Fakultas Hukum Undip Semarang Prof Dr Barda Nawawi. Pengakuan warga pun bermacam-macam, termasuk misteri asal muasal kekayaan Muhyaro.
Berikut 5 misteri kekayaan Muhyaro seperti dituturkan para tetangganya:
Bangun rumah mewah
Untuk ukuran rumah di Desa Ngemplak, rumah Muhyaro terbilang mewah. Tidak hanya dari bentuk bangunan fisiknya berupa tembok tapi isinya berupa perabotan mewah.
Menurut pengakuan beberapa warga, kekayaan Muhyaro meningkat pesat sejak 2-3 tahun terakhir, terutama sejak dia membangun rumahnya. Beristri tiga, Muhyaro belakangan jarang bergaul dengan warga dan kerap menerima tamu di malam hari.
Beli perabotan dan mebel mewah
Untuk melengkapi isi rumahnya yang mentereng, Muhyaro diketahui membeli berbagai perabotan elektronik termasuk mebel mewah dari kayu jati.
Sekretaris Desa Ngemplak Hisyam Ali Toyib (47) mengatakan, Muhyaro memang kaya mendadak. "Dulu biasa saja kondisinya. Sekitar dua sampai tiga tahun terjadi perubahan yang drastis. Masyarakat sini sempat heran hasil dari apa?" ungkapnya.
Punya 3 mobil
Setelah Muhyaro membangun rumah mewah, warga semakin terheran-heran saat mantan petani sayur itu memiliki tiga mobil.
Tiga mobil yang dimiliki Muhyaro adalah Suzuki Futura hitam, Suzuki Katana hijau, dan Kijang Innova silver. "Masyarakat heran hasilnya dari apa. Petani biasa kok bisa hidup mewah," tutur Zamroni warga Desa Ngemplak.
Ketiga mobil itu kini sudah disita polisi karena dicurigai dari hasil tipu-tipu praktik penggandaan uang.
Punya 3 sepeda motor dan hobi motocross
Selain memiliki tiga mobil, Muhyaro juga diketahui memiliki tiga sepeda motor. Setahun terakhir, tetangga Muhyaro terheran-heran dengan perubahan gaya hidup si dukun jagal. Biasanya Muhyaro bercocok tanam, tetapi sejak punya banyak motor, Muhyaro jadi hobi motocross.
"Bahkan, dia tidak lagi pergi ke sawah. Setiap hari Minggu ke daerah Sambung, Magelang melakukan hobi barunya. Setelah kaya mendadak dia punya hobi baru main trek-trekan (motocross). Wong sepeda motornya saja ada tiga," ungkap Zamroni (40) teman sepermainan yang tinggal satu desa di Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jateng.
Bayar buruh untuk mencangkul kebunnya
Satu lagi gaya hidup Muhyaro yang berubah. Setelah kaya mendadak, dia tidak pernah lagi mengurusi kebun sayurnya.
Dulu Muhyaro sering pagi-pagi buta pergi ke kebuna untuk bekerja. Saat ini, Belakangan dia lebih sering di rumah. Muhyaro lebih memilih menyewa buruh tani yang diambil dari saudara atau tetangganya sendiri. Bahkan Muhyaro berani membayar buruh itu lebih dari harga pasaran di desanya.
"Susahnya masyarakat, cara (Muhyaro) mburuhi macul (nyangkul). Paling tidak buruh macul sehari dibayar Rp 20 ribu sampai 25 ribu. Tapi sama Muhyaro bisa bayar lebih antara Rp 50 ribu sampai 60 ribu," ungkap Sekretaris Desa Ngemplak Hisyam Ali Toyib (47).
Sumber : Merdeka.com
Tidak ada komentar: